Selasa, 02 Februari 2016

Waqaf

Waqaf
Waqaf menurut bahasa artinya berhenti. Menurut istilah waqaf ialah menghentikan bacaan sejenak atau putus suara dan berganti nafas akhir atau di tengah ayat. Penerapan waqaf disesuaikan dengan tanda tertentu. Tanda waqaf ada yang terdapat di permulaan ayat atau di tengah tengah ayat.

Macam Macam Tanda Waqaf Dalam Al Qur'an

Macam macam tanda waqaf dalam Al Qur'an adalah sebagai berikut:

A. Waqaf Mutlaq (ط)
Waqaf Mutlaq tandanya ط. Apabila kita membaca Al Qur'an menemui tanda waqaf tersebut, maka lebih utama diwaqafkan atau berhenti pada tanda waqaf tersebut. 

B. Waqaf Lazim (م)
Waqaf Lazim tandanya م. Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf lazim, maka cara membacanya adalah harus berhenti. 

C. Waqaf Jaiz (ج)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf jaiz, maka cara membacanya boleh berhenti dan boleh dilanjutkan dengan kata berikutnya.

D. Waqaf Waslu Ula (صلى)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, cara membacanya adalah lebih utama dilanjutkan dengan kata berikutnya.

E. Waqaf Mustahab (قيف)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.

F. Waqaf Waqfu Ula (قال)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut.

G. Waqaf Mujawwaz (ز)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan terus pada kata yang terdapat tanda tersebut, tetapi boleh juga waqof.

H. Waqaf Murakhas (ص)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, boleh berhenti pada kata yang terdapat tanda tersebut karena darurat yang disebabkan oleh panjangnya ayat atau kehabisan nafas , tetapi diutamakan waslah/terus.

I. Waqaf Qobih (ق)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, diutamakan terus pada kata yang terdapat tanda tersebut.

J. Waqaf Laa Washal (لا)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, jangan waqof kecuali jika di bawahnya terdapat tanda awal ayat yang membolehkan waqof secara mutlaq, maka boleh berhenti tanpa di ulang lagi.

K. Waqaf Mu'anaqah (. ۛ.  . ۛ.)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, harus berhenti di salah satu dari kedua kelompok titik tiga tersebut, boleh pada yang pertama atau yang kedua.

L. Waqaf Saktah (ساكته)
Apabila pada ayat Al Qur'an terdapat tanda waqaf ini, harus berhenti dan diam sejenak tanpa mengambil nafas baru pada kata yang terdapat tanda tersebut. Saktah Sakat adalah diam sejenak biar putus & pisah suaranya dengan tanpa berganti nafas.
Di dalam Al-Qur’an Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu:
  • Di dalam surah Al-Muthaffifin, ayat 14.
  • Di dalam surah Al-Qiyamah, ayat 27.
  • Di dalam surah Yaasiin, ayat 52.
  • Di dalam surah Al-Kahfi, ayat 1.

Cara Mewaqafkan

A. Apabila huruf di akhir kalimat berharakat sukun (mati), cara membacanya harus dibunyikan mati dengan terang menurut bacaan yang semestinya, apakah itu qalqalah atau tidak dan sebagainya. 

B. Apabila di akhir kalimat hurufnya berharakat fathah, dhammah, atau dhammah tanwin, dan kasrah atau kasrah tanwin. Cara membacanya harus disukunkan lebih dahulu kemudian dibaca mati dengan terang menurut bacaan masing masing huruf, 

C. Apabila di akhir kalimat hurufnya berupa ta' marbutah cara membacanya harus mengubah ta' marbutah tersebut menjadi ha' sukun

D. Apabila diakhir kalimat hurufnya didahului huruf mati, dan setelah mematika huruf akhir maka terdapat dua huruf mati. Cara membacanya yaitu dibunyikan sepenuhnya dengan menyuarakan setengah huruf yang terakhir, dengan suara pendek. 

E. Apabila di akhir kalimat hurufnya didahului dengan mad atau mad layyin. Cara membacanya dengan mematika huruf terakhir dan dibaca panjang seperti mad aridl lissukun. 

F. Apabila di akhir kalimat hurufnya berharakat fathah tanwin. Cara membacanya dengan membunyikan menjadi fathah yang dibaca panjang dua harakat dan berubah menjadi mad iwadh. 

sumber : http://kokohnaxnetig.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan-macam-macam-tanda-waqaf.html

Malin Kundang Story

Malin Kundang
Once upon a time, on the north coast of Sumatra lived a poor woman and his son. The boy was called Malin Kundang. They didn’t earn much as fishing was their only source of income. Malin Kundang grew up as a skillful young boy. He always helps his mother to earn some money. However, as they were only fisherman’s helper, they still lived in poverty. “Mother, what if I sail overseas?” asked Malin Kundang one day to his mother. Her mother didn’t agree but Malin Kundang had made up his mind. “Mother, if I stay here, I’ll always be a poor man. I want to be a successful person,” urged Malin kundang. His mother wiped her tears, “If you really want to go, I can’t stop you. I could only pray to God for you to gain success in life,” said his mother wisely. “But, promise me, you’ll come home.”
In the next morning, Malin Kundang was ready to go. Three days ago, he met one of the successful ship’s crew. Malin was offered to join him. “Take a good care of yourself, son,” said Malin Kundang’s mother as she gave him some food supplies. “Yes, Mother,” Malin Kundang said. “You too have to take a good care of yourself. I’ll keep in touch with you,” he continued before kissing his mother’s hand. Before Malin stepped onto the ship, Malin’s mother hugged him tight as if she didn’t want to let him go.
It had been three months since Malin Kundang left his mother. As his mother had predicted before, he hadn’t contacted her yet. Every morning, she stood on the pier. She wished to see the ship that brought Malin kundang home. Every day and night, she prayed to the God for her son’s safety. There was so much prayer that had been said due to her deep love for Malin Kundang. Even though it’s been a year she had not heard any news from Malin Kundang, she kept waiting and praying for him.
After several years waiting without any news, Malin Kundang’s mother was suddenly surprised by the arrival of a big ship in the pier where she usually stood to wait for her son. When the ship finally pulled over, Malin Kundang’s mother saw a man who looked wealthy stepping down a ladder along with a beautiful woman. She could not be wrong. Her blurry eyes still easily recognized him. The man was Malin Kundang, her son.
Malin Kundang’s mother quickly went to see her beloved son. “Malin, you’re back, son!” said Malin Kundang’s mother and without hesitation, she came running to hug Malin Kundang, “I miss you so much.” But, Malin Kundang didn’t show any respond. He was ashamed to admit his own mother in front of his beautiful wife. “You’re not my Mother. I don’t know you. My mother would never wear such ragged and ugly clothes,” said Malin Kundang as he release his mother embrace.
Malin Kundang’s mother take a step back, “Malin…You don’t recognize me? I’m your mother!” she said sadly. Malin Kundang’s face was as cold as ice. “Guard, take this old women out of here,” Malin Kundang ordered his bodyguard. “Give her some money so she won’t disturb me again!” Malin Kundang’s mother cried as she was dragged by the bodyguard, ”Malin… my son. Why do you treat your own mother like this?”
Malin Kundang ignored his mother and ordered the ship crews to set sail. Malin Kundang’s mother sat alone in the pier. Her heart was so hurt, she cried and cried. “Dear God, if he isn’t my son, please let him have a save journey. But if he is, I cursed him to become a stone,” she prayed to the God.
In the quiet sea, suddenly the wind blew so hard and a thunderstorm came. Malin Kundang’s huge ship was wrecked. He was thrown by the wave out of his ship, and fell on a small island. Suddenly, his whole body turned into stone. He was punished for not admitting his own mother.

sumber  : http://www.belajaringgris.net/cerita-malin-kundang-versi-inggris-1213.html

Globalisasi

Pengaruh Globalisasi Terhadap Jati Diri Dikalangan Generasi Muda 

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.


Globalisasi mempunyai beberapa dampak dan pengaruh yang kita rasakan saat ini. Untuk berkomunikasi pada saat ini sangatlah mudah banyak aplikasi-aplikasi yang mempermudah kita untuk berkomunikasi yaitu melalui media sosial. Untuk memperoleh informasi pun sangatlah mudah seakan tak ada batas antar negara diseluruh dunia banyak informasi mendunia yang dapat kita ketahui dengan menggunakan media internet. Ya, memang hal itu sangat menguntungkan bagi kita terutama kaum muda yang sangat digiurkan oleh kecanggihan teknologi dan informasi untuk memperoleh informasi yang mendunia. Akan tetapi tak dapat kita pungkiri dan kita rasakan banyak pula beberapa dampak dan pengaruh negatif terhadap generasi muda kita pada saat ini.

Kita ketahui bahwa arus globalisasi begitu cepat masuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian dan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Jika kita bandingkan kepribadian generasi muda saat ini dengan generasi terdahulu sangatlah berbeda. Generasi terdahulu untuk menyampaikan informasi atau suatu hal mereka saling bertemu dan berkomunikasi secara langsung oleh karena itu silaturahim pun terjaga dengan baik sedangkan saat ini generasi muda kita untuk berkomunikasi dengan orang terdekat pun lebih memilih via sms, chat dan sebagainya. Media komunikasi yang canggih seakan membuat kita mendekatkan orang yang jauh dan menjauhkan orang terdekat kita seperti sanak saudara kita sendiri. Hal itu merupakan contoh kecil dari banyak pengaruh globalisasi yang terkadang kita lupa akan hal itu.

Dapat kita rasakan pula beberapa gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda saat ini. Dilihat dari gaya hidup remaja yang berlebihan tidak disesuaikan dengan kemampuan ekonomi yang sebenarnya hal itu menyusahkan dirinya sendiri. Selain itu juga generasi muda kita lebih memilih makanan produk luar negri yang menurutnya itu merupakan gaya hidup masa kini. Hal tersebut dapat menghilangkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya pengunaan produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll). Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Dengan gaya hidup yang seperti itu akan mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

Sangat miris rasanya jika kita lihat para generasi muda kita yang telah kehilangan jati diri sebagai pribadi bangsa Indonesia. Mereka tak sadar bahwa kita sedang dijajah secara halus dan perlahan-lahan tapi pasti oleh budaya Barat. Dahulu kala kita dijajah dengan menggunakan kekerasan, peperangan, tembakan dan bom berluncuran akan tetapi penjajahan secara halus akan lebih merusak dan sangat berpengaruh terhadap jati diri generasi muda bangsa kita. Salah satunya kita dijajah oleh teknologi yang begitu canggih berbagai informasi kita dapat tapi tak sedikit pula penyalahgunaan itu terjadi.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa, saja kapanpun saja, dan dimanapun saja. Apa lagi tak sedikit anak muda menggunakan media internet yang sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Sudah bukan hal yang tidak lazim lagi penggunaan internet saat ini.  Jika digunakan secara semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno, bahkan sampai terkena penipuan. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu hand phone, apalagi sekarang ini mulai muncul hand phone yang berteknologi tinggi. Mereka justru berlomba-lomba untuk memilikinya, tapi kita lihat alat musik kebudayaan kita belum tentu mereka mengetahuinya. Hal ini jika kita lihat dari segi sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih kesibukan dengan menggunakan handphone tersebut sehingga munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak tahu sopan santun dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan mereka bertindak bebas sesuka hatinya. Karena globalisasi menganut kebebasan (liberalisme) dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Seakan tak ada aturan yang harus dijaga saat bersikap. Kalaupun ada aturan mereka anggap itu hal yang kuno dan sudah tidak zaman lagi hidup diatur seperti zaman dahulu. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda bangsa? Moral dan akhlak generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkhis antara golongan muda, rasa nasionalisme semakin hilang. Hubungannya dengan nilai jati diri akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa yang akan menentukan bagaimana kesejahteraan dan kemakmuran bangsa saat ini dan yang akan datang. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki jati diri? Apa akibatnya jika ketergantungan penerus bangsa dengan produksi luar negri semakin marak? Apa akibatknya jika penerus bangsa sudah tak cinta terhadap bangsanya sendiri?

Globalisasi dapat kita ibaratkan seperti api, api jika dimanfaatkan dengan baik dan benar maka bisa bermanfaat untuk kita seperti contoh digunakan untuk memasak. Sebaliknya, jika api disalahgunakan akan terasa panas dan bisa membakar diri sendiri. Oleh karena itu marilah kita mengembalikan jati diri bangsa Indonesia, terima globalisasi dengan rasa kritis dan banyak melakukan hal positif dalam menggunakan globalisasi yang ada sekarang ini. Gunakan globalisasi ini sebaik mungkin agar yang dihasilkan baik pula terhadap diri dan bangsa kita sendiri. Sebagai masyarakat Indonesia mulai dari sekarang kita utamakan produk dalam negeri dan kenali kebudayaan kita. Tingkatkan kesadaran akan tindakan diri sendiri apakah yang yang kita lakukan berdampak positif atau tidak. Yang terpenting adalah dengan meningkatkan akhlak dari segalanya. Jika kita sudah memiliki akhlak baik yang tertanam dalam diri kita maka segala pengaruh buruk globalisasi itu tidak akan melekat pada diri kita. Tanamkan terlebih dahulu ilmu pengetahuan agama dan moral pada diri kita sebelum menamkan ilmu-ilmu lainnya. Karena itu merupakan dasar dan pedoman kita untuk menjalani kehidupan duniawi yang sangat menggiurkan diri untuk lupa kepada yang Maha Kuasa. Naaaahhh.... oleh karena itu, kalau tidak sekarang kapan lagi? Kalau bukan kita siapa lagi?

Sekian dan terima kasih. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembacanya.

sumber : http://blogmeliyaterbaru.blogspot.co.id/

Toleransi

Sikap toleransi dalam kehidupan beragama dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing

BAB I

PENDAHULUAN

 

              Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.

             Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan Negara.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Sikap Toleransi Dalam Kehidupan Beragama

Sebagai makhluk sosial manusia tentunya harus hidup sebuah masyarakat yang kompleks akan nilai karena terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Untuk menjaga persatuan antar umat beragama maka diperlukan sikap toleransi.dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sikap memiliki arti perbuatan dsb yang berdasarkan pada pendirian, dan atau keyakinan sedangkan toleransi berasal dari bahasa Latin yaitu tolerare artinya menahan diri, bersikap sabar,membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda (W.J.S Poerwodarminto; wartawarga.gunadarma.ac.id/).

Menurut Yosef Lalu (2010) Toleransi sendiri terbagi atas tiga yaitu

a.      Negatif

Isi ajaran dan penganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja karena menguntungkan dalam keadaan terpaksa.Contoh PKI atau orang-orang yang beraliran komunis di Indonesia pada zamanIndonesia baru merdeka.

b.      Positif

Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diterima serta dihargai.Contoh Anda beragama Islam wajib hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinan pada ajaran agama Anda, tetapi penganutnya atau manusianya Anda hargai.

c.       Ekumenis

Isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri.Contoh Anda dengan teman Anda sama-sama beragama Islam atau Kristen tetapi berbeda aliran atau paham.

Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan sikap toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing.

Mengingat pentingnya toleransi, maka ia harus diajarkan kepada anak-anak baik dilingkungan formal maupun lingkungan informal. Di lingkungan formal contohnya siswa dapat dibekali tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama melalui bidang studi Agama, Kewarganegaraan, ataupun melalui aspek pengembangan diri seperti Pramuka, PMR, OSIS, dll. Hal yang sama dapat juga dilakukan di lingkungan informal oleh orang tua kepada anak-anaknya melalui pengajaran nilai-nilai yang diajarkan sedini mungkin di rumah.

Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan dengan menanamkan sikap toleransi, manfaat tersebut adalah:

hidup bermasyarakat akan lebih tentram
persatuan, bangsa Indonesia, akan terwujud
pembangunan Negara akan lebih mudah\
B.     Menghormati dan Memelihara Hak dan Kewajiban Antar Umat Beragama

Pengertian  Hak

dikutip dari http://madundun.wordpress.com/2010/02/21/pengertian-hak-dan-kewajiban/ hak dan kewajiban memiliki pengertian sebagai berikut

Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri.Contoh dari hak adalah:

Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum;
Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak;
Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan;
Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai;
Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran;
Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh;dan
Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
Pengertian Kewajiban

Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab.Contoh dari kewajiban adalah:

Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh;
Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda);
Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya;
Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia;dan
Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak dilaksanankan dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Sedangkan hak adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi oleh undang-undang. Pembatasan ini harus dilakukan agar pelaksanaan hak seseorang tidak sampai melanggar hak orang lain. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah seimbang, artinya, kita tidak boleh terus menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban.

Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, dengan adanya sikap toleransi dan sikap menjaga hak dan kewajiban antar umat beragama, diharapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan sara tidak muncuk kepermukaan. Dalam kehidupan masyarakat sikap toleransi ini harus tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah antara satu sama lain

Toleransi Hak dan kewajiban dalam umat beragama telah tertanam dalam nilai-nilai yang ada pada pancasila. Indonesia adalah Negara majemuk yang terdiri dari berbagai macam etnis dan agama, tanpa adanya sikap saling menghormati antara hak dan kewajiban maka akan dapat muncul berbagai macam gesekan-gesekan antar umat beragama.

Pemeluk agama mayoritas wajib menghargai ajaran dan keyakinan pemeluk agama lain, karena dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 dikatakan bahwa “setiap warga diberi kemerdekaan atau kebebasan untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.” Hal ini berarti kita tidak boleh memaksakan kehendak, terutama dalam hal kepercayaan, kepada penganut agama lain, termasuk mengejek ajaran dan cara peribadatan mereka.

C. Peran Guru Bimbingan dan Konseling

Sekolah adalah gambaran kecil dari masyarakat. Di dalamnya terdapat siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, termasuk di dalamnya perbedaan agama Sebagai seorang guru BK, kita harus dapat menumbuhkan sikap toleransi pada diri siswa terkhusus kepada mereka yang berbeda agama. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru BK untuk menumbuhkan sikap toleransi diantara mereka adalah dengan membentuk kelompok belajar yang di dalamnya terdiri dari siswa-siswa yang memliki latar agama yang berbeda. Dalam kelompok tersebut mereka dapat belajar menghargai pendapat antara satu dengan yang lainnya. Mereka dapat belajar menerima dan  menghargai terhadap kehadiran penganut agama lain di sekitarnya.

Dengan cara ini diharapkan mereka dapat belajar bersikap toleransi  yang pada akhirnya dapat memunculkan sikap saling mengormati hak dan kewajiban antar umat beragama mulai dari lingkungan kecil, kelompok dan sekolah, sehingga diharapkan mereka dapat memiliki sikap toleransi dan dapat menghargai agama lain dalam lingkup yang lebih besar lagi (masyarakat).

 D. Kesimpulan

Dengan adanya kesadaran akan pentingnya toleransi dalam kehidupan beragama, diharapakan akan terjalin hubungan yang harmonis antar warga Negara yang pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan percepatan pembangunan bagi negeri ini.

 

sumber : https://bukunnq.wordpress.com/sikap-toleransi-dalam-kehidupan-beragama-dengan-saling-menghormati-dan-memelihara-hak-dan-kewajiban-masing-masing/